S P C E.com : Terselip didalam satu gang sempit di lokasi Kebon
Kacang, tidak jauh dari Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, tempat tinggal
Wati terlihat kumuh. Di bangunan bertingkat dua yang terbuat dari seng itu, dia
tinggal berbarengan ke-2 anaknya serta sanak saudaranya. Wati bekerja sebagai
penjaga toko di Pasar Tanah Abang dengan pendapatan /hari meraih Rp40. 000.
Duit itu dia pakai untuk
beragam keperluan hidup, termasuk juga menyekolahkan ke-2 anaknya yang saat ini
duduk di bangku sekolah menengah kejuruan serta sekolah basic. Jika memakai
pengukuran garis kemiskinan versus Bank Dunia yang berpatokan pada pendapatan
sebesar US$1, 9 atau Rp25. 500 rupiah /hari, jadi Wati sesungguhnya masuk dalam
kelompok mampu.
Tetapi berdasar pada Indeks
Kemiskinan Multidimensi yang baru di luncurkan instansi kajian Perkumpulan
Prakarsa, Wati digolongkan sebagai warga miskin. Soalnya Indeks Kemiskinan
Multidimensi, IKM, juga mempertimbangkan keadaan tempat tinggal sebagai satu
diantara 11 tanda.
Ukuran multidimensi
Setyo Budiantoro, sebagai
peneliti senior Perkumpulan Prakarsa, menyampaikan IKM mengkalkulasi kemiskinan
dengan menggunakan tiga dimensi, yaitu pendidikan, kesehatan, serta kwalitas
kehidupan. Dari tiga dimensi itu ada 11 tanda, diantaranya gizi, akses
pendidikan, keadaan rumah, lama sekolah, sanitasi, air bersih, serta sumber
penerangan.
“ Pada dasarnya Indeks
Kemiskinan Multidimensi lihat basic needs manusia. Jadi, kemiskinan bukanlah sebatas duit, namun
juga masalah kemampuan manusia yang semestinya dapat berkembang tetapi lantaran
terkerangkeng oleh beberapa masalah mendasar, dia lalu tak dapat meningkatkan
diri, ” kata Setyo
Dengan memakai IKM, hampir
sejumlah 30% masyarakat Indonesia alami kemiskinan pada 2014. Jumlah ini nyaris
tiga kali lipat dari kemiskinan ekonomi versus Tubuh Pusat Statistik. Direktur
Analisa serta Pengembangan Statistik BPS, Sentot Bangun Widoyono, mengakui
Indeks Kemiskinan Multidimensi sudah diuji coba oleh BPS. Tetapi aplikasinya
dengan cara penuh, tak demikian saja dapat dikerjakan.
“Soal parameter kemiskinan,
semuanya dapat memiliki pendapat. Tinggal ada perjanjian nasional tidak?
Lantaran bila kita bicara minimal basic needs kan itu juga perjanjian nasional,
” kata Sentot.
IKM pertama kalinya
diperkembang Kampus Oxford, Inggris, berbarengan UNDP pada 2010 serta beberapa
negara sudah memakainya, diantaranya Meksiko. Di Indonesia, BPS mengukur
kemiskinan dengan mengkalkulasi pengeluaran untuk keperluan basic makanan dalam
ukuran 2. 100 kilo kalori per orang /hari serta keperluan minimum non makanan
seperti perumahan, pendidikan, kesehatan, serta transportasi.
Pada Maret 2015, garis
kemiskinan versus BPS sedikit diatas Rp330. 000 per bln..
Baca Artikel Berikutnya
Comments0
Ketentuan berkomentar disini, maupun berkomentar di Comments Plugin facebook:
1. Dilarang menautkan link aktif maupun mempastekan link mati
2. Dilarang berkomentar di luar topik (OOT),
3. Dilarang promosi, dan komentar-komentar yang tidak sopan yang anda tidak sukai juga
4. Komentar Kurang sopan, jadi komentar seperti itu tidak di tampilkan. pastinya akan di hapus
5. Terima Kasih Atas perhatiannya.
Provisions comments here, nor commented on Comments Plugin Facebook
1. It is forbidden to link active link and paste mem dead link
2. Prohibited commented off-topic (OOT),
3. The promotion is prohibited, and the comments were disrespectful that you do not like too
4. Comments Less politely, so comments like that are not in the show. certainly will be deleted
5. Thank you for your attention.